-->
Senin, 29 Maret 2010 di 08.21 Diposting oleh Reza 0 Comments

A. Konsep Dasar DBD (Demam Berdarah Dengue)

1. Pengertian DBD

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus flavivirus, famili flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.

2. Tanda dan Gejala

Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam. Radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam.

3. Pencegahan

Hal-hal yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya demam berdarah :

§ Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat.

§ Perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup wadah yang dapat menampung air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk, Akan lebih baik bila barang-barang bekas tersebut didaur ulang.

§ Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk.

§ Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami demam atau panas tinggi.

B. Analisis Masalah Kesehatan : Tingginya Tingkat Kejadian DBD Di Kabupaten Bandung Berdasarkan Aspek Kesehatan Lingkungan

1. Komponen Lingkungan Menurut Leopold

· Lingkungan fisik

Lingkungan fisik termasuk cuaca yang saat ini sering terjadi hujan bukan hanya di kabupaten Bandung saja tetapi di daerah lainnya juga sering terjadi hujan. Di Kabupaten Bandung karena kurangnya perhatian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya menjadi suatu masalah kesehatan yang menimbulkan penyakit serius yaitu penyakit DBD (Demam berdarah dengue). Nyamuk aedes aegypti yang menyebabkan penyakit demam berdarah ini biasanya berkembang biak pada sampah yang memiliki tempat penampungan air seperti botol atau benda lainnya yang dapat menampung air sehingga nyamuk tersebut dapat berkembang biak dengan cepat yang mengakibatkan pada penularan penyakit demam berdarah kepada manusia.

· Lingkungan biologis

Hubungan antara manusia dengan hewan yang banyak ditemukan pada masyarakat Bandung yang memelihara hewan ternak dan tidak memelihara kebersihan kandang yang berdekatan dengan rumahnya sehingga hewan ternak tersebut mengundang nyamuk termasuk nyamuk aedes aegypti dan kemudian masuk kedalam rumah yang dihuni oleh manusia apalagi tidak memiliki pelindung seperti kelambu tempat tidur sebagai pencegahan masuknya nyamuk yang berdekatan dengan kandang hewan tersebut dan memudahkan penyebaran DBD pada manusia yang tinggal di rumah dekat hewan tersebut di pelihara.

· Lingkungan sosial

Hubungan antara manusia dengan manusia lainnya yaitu kurang peduli atau kurang peka masyarakat yang ada di Bandung bila tetangga atau keluarga terjangkit penyakit DBD ini untuk membawa dan membantu penyembuhan dengan cara membawa ke puskesmas atau tempat pengobatan lainnya terdekat sehingga lambannya mendapat pengobatan bagi penderitanya dan menyebabkan kematian.

2. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Ø Perumahan

Masyarakat Bandung dalam membuat rumah tidak memperhatikan faktor-faktor dalam pembuatan rumah seperti lokasinya yang bertempat di pinggir sungai atau di tengah kebun yang identik banyak terdapat nyamuk terutama nyamuk aedes aegypti penyebab DBD. Dan banyak ditemukan juga rumah yang tidak memiliki ventilasi atau aliran udara sehingga bakteri dan nyamuk yang berdiam di rumah tersebut tidak dapat keluar dan menjadikan rumah tersebut tidak sehat.

Ø Pembuangan kotoran manusia (Tinja)

Bagi sebagian masyarakat Bandung terutama di bagian pedesaan sering terdapat masyarakat yang tidak memiliki jamban atau kakus untuk membuang tinja sehingga jika membuang tinja masyarakat akan menjadikan kebun atau tempat lainnya sebagai tempat pembuangan yang banyak terdapat berbagai hewan pembawa penyakit termasuk nyamuk penyebab DBD yaitu aedes aegypti ini dan mudah tersebar pada manusia itu sendiri.

Ø Pembuangan sampah

Sampah sangat erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat karena dengan sampah akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit seperti nyamuk aedes aegypti biasanya berkembang biak pada sampah. Hal ini tentu menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat Bandung yang tidak memperhatikan tempat pembuangan sampah dan tidak bisa mengelola sampah dengan baik. Sampah yang ada di biarkan begitu saja di tempat pembuangan sampah tanpa pengumpulan dan pemusnahan sampah dan juga banyak terdapat sampah yang bisa menampung air dan nyamuk aedes aegypti ini dengan mudah berkembang biak hingga membawa penyakit bagi masyarakat Bandung yaitu DBD.

C. Analisis Masalah Kesehatan : Tingginya Tingkat Kejadian DBD Di Kabupaten Bandung Berdasarkan Aspek Perilaku Kesehatan

1. Klasifikasi Perilaku Kesehatan

Ø Perilaku Hidup Sehat

Perilaku ini sering diabaikan oleh masyarakat Bandung tentang perilaku hidup sehat. Kurangnya memakan makanan yang bergizi dan menu seimbang dan jarang berolah raga menjadikan Virus yang sudah disuntikkan kedalam tubuh manusia yang disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti ini menjadi cepat berkembang di dalam tubuh karena daya tahan tubuh yang lemah di sebabkan perilaku yang tidak sehat.

Ø Perilaku Sakit (Illness Behaviour)

Padahal banyak masyarakat Bandung yang mengetahui tentang gejala penyakit DBD tapi tidak segera merespon penyakit tersebut dengan pergi berobat dan membiarkan penyakit tersebut begitu saja hingga menyebabkan kematian pada penderitanya. Hal ini juga dikarenakan kebanyakan si penderita dan keluarganya tidak memiliki biaya untuk berobat.

2. Perubahan Perilaku Dan Indikatornya

Ø Pengetahuan

Tingkat pengetahuan masyarakat Bandung yang rendah akan bahaya dari penyakit DBD (demam berdarah dengue) ini menjadikan penyakit tersebut tersebar luas di masyarakat. Sehingga bagi masyarakat yang tidak tahu bahayanya menjadi lalai dan tidak waspada bagi penyakit DBD.

Ø Praktek Atau Tindakan (Practice)

Meskipun masyarakat Bandung sudah mendapatkan penyuluhan tentang penyakit DBD ini, namun dalam kenyataannya tidak di laksanakan sepenuhnya. Hal ini menjadi suatu masalah terhadap kesehatan masyarakat Bandung. Kurangnya kesadaran dari dalam diri masyarakat Bandung.

D. Analisis Masalah Kesehatan : Tingginya Tingkat Kejadian DBD Di Kabupaten Bandung Berdasarkan Aspek Pelayanan Kesehatan

1. Tingkat Pelayanan Kesehatan

v Health promotion (promosi kesehatan)

Dilihat dari promosi kesehatan itu sendiri masih kurang dilakukan oleh tenaga kesehatan kepada masyarakat yang khususnya masyarakat Bandung di pelosok atau pedesaan. Terutama pemerintah yang terkait dalam hal ini kurang tanggap untuk melakukan promosi kesehatan itu sendiri. sehingga masyarakat yang tidak mendapatkan penyuluhan menjadi tidak tahu akan bahaya penyakit DBD tersebut yang menyebabkan terkena dan banyaknya menjadi korban akibat promosi kesehatan kurang di lakukan.

v Specifik protection (perlindungan khusus)

kurangnya perlindungan khusus dari pemerintah kepada masyarakat terutama di Bandung seperti melakukan pengasapan sejak dini agar nyamuk aedes aegypti pembawa penyakit DBD ini musnah dan tidak menyebabkan terkenanya masyarakat hingga kematian.

v Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan segera)
hal ini tidak dilakukan sepenuhnya oleh tenaga kesehatan yang ada di Bandung. Jika terjadi gejala DBD (demam berdarah dengue) tidak secepatnya di tangani dan melakukan pengobatan dengan lamban hingga penderita tidak mendapatkan pertolongan dengan optimal jika terjangkit penyakit demam berdarah.

2. Bentuk Sistem Pelayanan Kesehatan

§ Primary health care (pelayanan kesehatan tingkat pertama)

Pelayanan seperti puskesmas ini sangatlah di butuhkan oleh masyarkat terutama Bandung. Tapi kurangnya puskesmas di Bandung menjadikan masyarakatnya tidak bisa berobat dengan segera bila terjadi gejala-gejala DBD. Padahal puskesmas inilah yang paling dekat dengan masyarakat diantara pelayanan kesehatan yang lainnya. Akibat kurang dari pelayanan puskesmas inilah yang menjadikan masyarakat Bandung menjadi lamban mendapatkan pengobatan dan banyak yang meninggal akibat makin parahnya penyakit yang di derita.

§ Secondary health care (pelayanan kesehatan tingkat kedua)

Jika pihak tenaga puskesmas tidak bisa menangani penyakit penderita DBD maka akan meminta rujukan untuk menjalani rawat inap segera di rumah sakit terdekat. Tapi kebanyakan pihak rumah sakit yang ada di Bandung tidak menerima pasien yang tidak memiliki biaya atau masyarakat miskin. Hal ini menjadi suatu masalah kesehatan bagi masyarakat Bandung. Dan bila masyarakat di penuhi untuk melakukan rawat inap di rumah sakit tersebut akan mendapatkan pelayanan yang kurang optimal sehingga banyak masyarakat yang terkena penyakit DBD ini meninggal.

§ Tertiary health care (pelayanan kesehatan tingkat Ketiga)

Pelayanan kesehatan seperti ini sulit di jangkau oleh kebanyakan masyarakat Bandung karena kurangnya biaya. Padahal sangat di butuhkan oleh masyarakat Bandung yang menderita penyakit DBD dan tingkat keparahan penyakitnya tinggi. Ini tentu menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat Bandung.

Kesimpulan :

Jadi Peran pemerintah sangatlah penting untuk menunjang kesehatan bagi masyarakat Bandung. Pelayanan kesehatan tentulah harus di tingkatkan agar seluruh masyarakat bukan hanya di Bandung saja tapi di seluruh Indonesia yang mendapatkan nasib yang sama agar bisa mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal. Hingga menjadikan masyarakat Indonesia yang sehat dan tidak terjadi masalah kesehatan seperti saat ini yang di alami oleh masyarakat Bandung.

0 Responses so far.

.....~" Terima kasih atas kunjungannya. Semoga blog ini bermanfaat. Salam saya pemilik blog ini "RezA". Jangan kapok berkunjung yeach! Wassalamu'alaikum "~........